TERDAPAT sebuah kisah di dalam Al-Quran, yang menceritakan bahwa pada saat itu Nabi Sulaiman dan bala tentaranya sedang melintasi sebuah jalan yang di jalan itu terdapat gerombolan semut. Dalam ayat tersebut Allah menyebutkan bahwa semut-semut tersebut dapat berbicara satu sama lain.
“Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut: Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari”.” (QS. An-Naml ayat 18)
Sebagai umat Islam, kita percaya bahwa apa yang tertera di dalam Alquran tidak ada yang sia-sia. Namun, bagi orang-orang yang tidak mempercayai Alquran, pastilah ayat diatas hanya dianggap sebagai bualan belaka.
Namun, fakta kebenaran Alquran kembali terungkap melalui sebuah penelitian ilmiah. Science Magazine yang terbit pada 6 Februari 2009 menuliskan sebuah hasil penelitian ilmiah terbaru yang menyatakan semut dapat berbicara.
Dalam penemuan tersebut mengungkapkan bahwa kemajuan teknologi audio yang canggih telah memungkinkan para ilmuwan untuk meneliti dan menemukan kesimpulan bahwa semut-semut secara rutin berbicara antara satu dengan yang lainnya.
Semut Sebagian besar memiliki semacam papan alami dan plectrum yang terdapat dalam perut mereka yang dapat mengeluarkan suara sebagai media untuk berkomunikasi dengan sesamanya.
Menggunakan microfon dan speaker mini yang canggih yang dapat dimasukkan kedalam sarang semut, peneliti menemukan bahwa ratu semut dapat mengeluarkan instruksi kepada para pekerja mereka.
Para peneliti heran, yang berhasil membuat rekaman pertama dari semut ratu “berbicara”, juga menemukan bahwa serangga lain pun meniru hal yang persis sama. Kupu-kupu besar Rebel adalah salah satu dari sekitar 10.000 makhluk yang memiliki hubungan parasit dengan semut dan sekarang ditemukan telah belajar untuk meniru suara dengan menggunakan sinyal kimia.
Larva Kupu-kupu dibawa oleh semut ke sarang di mana mereka diberi makan oleh pekerja. Ketika koloni terganggu semut akan menyelamatkan larva. Bahkan jika mereka kekurangan makanan, semut akan mengorbankan diri mereka sendiri sebagai bahan makanan pengganti.
Hasil penelitian beberapa dekade yang lalu telah menunjukkan bahwa semut mampu membuat panggilan menggunakan alarm berbunyi, tetapi baru-baru ini hasil riset telah menunjukkan bahwa kosa kata mereka mungkin jauh lebih besar dan mereka juga dapat “berbicara” satu sama lain.
Profesor Jeremy Thomas, dari University Oxford, mengatakan kemajuan teknologi telah memungkinkan penemuan baru, hal itu karena komunikasi semut bisa direkam secara subjektif.
Para peneliti melakukan penelitian dengan cara memasukkan speaker mini yang berisi rekaman suara ratu semut ke dalam sarang semut kemudian memutarnya. Hal ini ternyata mampu menarik perhatian para semut dan membuat mereka bersiaga.
“Ketika kami memutar suara ratu yang mereka lakukan kemudian adalah bersiap siaga. Mereka akan bergerak berdiri sambil mengulurkan antena mereka ke depan dan rahang (capit) mereka terbuka selama berjam-jam. Siapa saja makhluk asing yang berada di dekat mereka, mereka akan serang,” katanya.
Dia menggambarkan bagaimana semut akan melakukan gerakan menekan antena mereka ke arah speaker seperti mereka menyambut yang lain dalam sarang semut.
“Kita pasti pernah lihat semut bersalaman ketika mereka bertemu. Seperti itulah mereka melakukannya.” lanjutnya.
Profesor Thomas masih belum mengetahui dengan pasti tentang berapa jumlah semut yang mengandalkan suara untuk bahasa mereka, namun ia menduga penelitian lebih lanjut akan mengungkapkan kosakata yang lebih luas daripada yang terlihat sebelumnya.
Sedangkan menurut buku “Encyclopedia of Entomology” karangan John L. Capinera halaman 92, dikatakan setidaknya ada 4 jenis senyawa kimia yang dikeluarkan semut dalam berkomunikasi, dengan mengambil contoh semut African Weaver:
Hexanal: Zat ini menarik perhatian dan membangunkan ketertarikan mereka.
Hexanol: Semut-semut menjadi siaga dan berlarian ke segala arah dalam rangka mencari sumber masalah.
Undecanone: Saat dipancarkan, ini menarik semut ke sumber bahaya, dan membuat mereka menggigit semua objek asing pada daerah semut.
Butyloctenal: Meningkatkan agresi dan kesiapan mereka untuk mengorbankan diri.
Dalam surat An-Naml ayat 18 di atas, kira-kira seperti inilah percakapan para semut tersebut:
1. “Hai para semut”: dalam tahap ini, Hexanal di keluarkan, memasuki fasa alerting dimana semut tersebut meminta perhatian semut yang lain.
2. “kembalilah ke sarangmu” : dalam tahap ini, Hexanal lebih intense dikeluarkan, menyebabkan apa yang dikatakan oleh John L. Capinera di atas, semut-semut berlari dengan cepat dan acak, serta mengubah arah.
3. “agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya” : dalam tahap ini, Hexanol di keluarkan, mengakibatkan fasa attraction dan stopping dimulai, di mana perhatian para semut di arahkan kepada source atau sumber bahaya, dalam hal ini adalah Sulaiman dan tentaranya.
4. “sedangkan mereka tidak menyadari” : dalam tahap ini, semut-semut itu di perintahkan untuk holding, bukan bitting. Undercanone dan Butyloctenal dalam kadar tertentu bersama-sama menentukan jenis pertahanan apa yang harus mereka buat untuk mempertahankan diri dan sarang mereka. Dalam hal ini yang diperintahkan adalah “hold” atau tunggu. “Jangan serang, karena mereka tidak menyadari. Mereka tidak sengaja akan menginjak kita dan menyerang kita.”
**| republished by Lentera Kabah
Lentera Kabah
No comments