Menurut laporan media Turki Anadolu, seseorang telah ditunjuk menjadi imam tetap di Masjid Hagia Sophia. Posisi imam rawatib atau imam tetap tersebut sempat kosong sejak tahun 1935 setelah kekuasaan Khilafah Utsmaniyah digantikan oleh sekularisme Kemalis. Baru-baru ini, dinas Urusan Agama bersama Mufti daerah Fatih – Istanbul, sepakat memutuskan untuk menempatkan seorang Imam tetap yang akan bertanggung jawab menyelenggarakan sholat 5 waktu setiap hari.
Pada hari Jum’at (21/10) media-media massa Turki menyambut gembira kabar tersebut dengan melaporkan bahwa mulai sekarang adzan/sholat akan bisa didengarkan dari keempat menara Hagia Sophia lima kali sehari, bukan lagi dua kali. Sebelumnya, pada bulan Juli – bertepatan dengan 10 hari terakhir Ramadhan – seorang Imam untuk pertama kalinya sejak Kemalis berkuasa, membacakan beberapa ayat al-Qur’an di dalam Masjid Hagia Sophia, dan kumandang adzan shalat Shubuh.
Hagia Sophia sendiri pernah tercatat sebagai gereja Katedral Kristen terbesar di dunia selama hampir 1.000 tahun, sebelum kemudian beralih fungsi menjadi Masjid pada tahun 1453 ketika Sultan Muhammad al-Fatih membebaskan Konstantinopel (Istanbul). Pada tahun 1935, pemerintah Turki yang sekuler menjadikan Masjid kaum Muslimin itu menjadi museum.
Kementerian Luar Negeri Yunani pada bulan Juni yang lalu mengeluarkan pernyataan yang mengecam menyusul pembacaan ayat suci al-Qur’an di Hagia Sophia di awal Ramadhan. Namun juru bicara Kemenlu Turki, Tanju Bilgic, menggambarkan kritikan Yunani tersebut sebagai sesuatu yang tidak bisa diterima. Ia pun menuding Yunani melarang pembangunan Masjid di ibukota Athena, dan telah mengintervensi masalah kebebasan beragama di wilayah Turki bagian benua Eropa itu. Untuk menunjukkan itikad baik, Bilgic mengundang Yunani datang ke Istanbul.
**| republished by Lentera Kabah
Lentera Kabah
No comments