TUNIS (Lenterakabah) – Tunisia telah membantah laporan bahwa pihaknya telah mengizinkan AS untuk meluncurkan drone dari wilayahnya untuk menyerang kelompok ISIS di Libya.
Sebuah laporan yang dirilis oleh The Washington Post mengklaim bahwa Pentagon telah diam-diam memperluas jaringan global pangkalan-pangkalan pesawat tak berawak ke Afrika Utara, dan mengerahkan pesawat tak berawak dan personil militer AS ke fasilitas di Tunisia untuk melakukan misi mata-mata di Libya.
“Drone mulai terbang dari pangkalan Tunisia pada akhir Juni dan memainkan peran kunci dalam serangan udara AS terhadap kubu ISIS di Libya,” kata surat kabar itu.
Laporan tersebut telah memaksa Tunisia untuk menyangkal klaim bahwa AS menggunakan pangkalannya untuk melakukan serangan.
“Sebagai bagian dari kerjasama bilateral Tunisia-US, kami mendapatkan drone untuk melatih personel militer kami untuk menggunakan teknologi ini dan untuk mengontrol perbatasan dengan Libya di tenggara dan mendeteksi setiap gerakan yang mencurigakan di sana, kata juru bicara kementerian pertahanan Belhassen Oueslati kepada AFP.
“Tapi tanah Tunisia tidak pernah dan tidak akan pernah digunakan untuk menyerang sasaran di Libya. Drone-drone tersebut digunakan oleh orang Tunisia dan tidak ada yang lain,” katanya.
Sejak 1 Agustus, AS telah melakukan 351 serangan udara di Libya dalam mendukung pasukan loyalis yang bertempur untuk merebut kembali kota pesisir Sirte dari ISIS, ungkap Komando Afrika AS (AFRICOM), Kamis. (27/10).
Menteri Pertahanan Tunisia Farhat Horchani mengatakan kepada stasiun radio Mosaique FM, Kamis (27/10): “Kami adalah salah satu dari beberapa negara pertama yang menentang intervensi militer asing di Libya.”
“Kami tidak memiliki – dan tidak akan memiliki – pangkalan militer asing di Tunisia,” katanya.
Seorang juru bicara AFRICOM tidak menyangkal bahwa drone AS telah lepas landas dari Tunisia, namun ia mengatakan: “Tidak ada pangkalan militer AS di Tunisia”.
(ameera/*)
Topik:
Lentera Kabah
No comments