TURKI—Dalam sebuah investigasi, Yeni Safak—sebuah surat kabar Turki, berdasarkan sumber-sumber anonim militer mengungkap keterlibatan CIA dan Jenderal Amerika dalam upaya kudeta Turki.
“Jenderal John F. Campbell, mantan komandan AS dari Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF), misi keamanan pimpinan NATO di Afghanistan, adalah salah satu sosok utama yang mengatur upaya kudeta Turki,” kata sumber tersebut, lansir Yeni Safak, Senin (25/7/2016).
United Bank of Africa (UBA) branch Nigeria, menjadi basis utama transaksi keuangan antara CIA dengan komplotan kudeta dalam enam bulan terakhir.
Jutaan dolar telah ditransfer dari Nigeria menuju Turki oleh sekelompok personel CIA. Uang itu didistribusikan kepada sebuah tim khusus CIA berjumlah 80-orang, dana kemudian digunakan untuk meyakinkan para jenderal pro-kudeta.
Lebih dari 2 miliar dolar telah dibagikan selama proses yang mengarah ke upaya kudeta. Setelah mengambil uang dari rekening bank, tim CIA mengirim dana kepada teroris berkedok militer.
Proses pengkategorian daftar hitam para perwira militer Turki
Sumber-sumber militer mengatakan bahwa beberapa tokoh militer di bagian Timur dan Tenggara Turki telah mengambil peran aktif selama proses menuju kudeta, sementara para anggota Gülenist memfokuskan aksinya di wilayah tengah dan timur negara.
Semua tentara yang mengomandoi sekelompok tentara baik itu di stasiun patroli, unit, perusahaan, resimen, brigade, divisi, korps, atau tentara, berada dalam pengawasan yang ketat.
Pada 2015, para perwira pro-Gülenist di pangkalan udara Incirlik membentuk komite penyelidikan. Gülenist menggambar peta semua tentara di bawah komando mereka. Mereka menyelidiki tren tentara, kepribadian dan latar belakang keluarga.
Semua tentara dikategorikan dalam tiga kelompok: lawan, netral, dan pendukung.
Seseorang komandan dari unit patroli terkecil dari sebuah unit militer telah masuk daftar hitam dalam proses.
Tentara yang ditandai sebagai lawan, dihalangi dari “financial support.”
Personil militer yang berada di posisi netral menerima sogokan dalam jumlah yang berbeda, dikategorikan menurut pentingnya posisi dan barisan mereka.
Transaksi keuangan dimulai pada Maret 2015 melalui penugasan “kurir”.
Mereka yang dikategorikan sebagai “orang-orang yang akan bergerak dengan kelompok kudeta,” diberikan uang dengan jumlah yang lebih besar.
Semua prajurit dan perwira dalam kategori terakhir dianggap sebagai anggota setia dari kelompok teror Feto.
Investigasi terhadap kudeta berhasil menemukan sebuah tas dengan sejumlah besar uang yang ditemukan di ruang Brigadir Jenderal Mehmet Dişli, salah satu pejabat militer yang ditahan karena memimpin upaya kudeta.
**| republished by Lentera Kabah
Lentera Kabah
No comments