Ada beberapa bentuk berbuat baik pada orang tua mungkin di antara kita belum memenuhinya dan patut untuk diingatkan:
Berbuat baik dan mengabdi pada keduanya dengan JIWA DAN HARTA selama mereka masih hidup.
Memenuhi janji mereka yang belum dipenuhi setelah meninggal dunia.
Mendo’akan mereka berdua di SETIAP WAKTU.
Memuliakan teman-teman dekat dari orang tua. Dalam hadits disebutkan, bentuk berbakti yang paling baik adalah menyambung hubungan dengan teman baik dari bapaknya.
Dari Abu Usaid Malik bin Rabi’ah As-Sa’idi, ia berkata,
“Suatu saat kami pernah berada di sisi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ketika itu ada datang seseorang dari Bani Salimah, ia berkata, “Wahai Rasulullah, apakah masih ada bentuk berbakti kepada kedua orang tuaku ketika mereka telah meninggal dunia?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Iya (masih tetap ada bentuk berbakti pada keduanya, pen.). (Bentuknya adalah) mendo’akan keduanya, meminta ampun untuk keduanya, memenuhi janji mereka setelah meninggal dunia, menjalin hubungan silaturahim (kekerabatan) dengan keluarga kedua orang tua yang tidak pernah terjalin dan memuliakan teman dekat keduanya.” (HR. Abu Daud no. 5142 dan Ibnu Majah no. 3664. Hadits ini dishahihkan oleh Ibnu Hibban, Al-Hakim, juga disetujui oleh Imam Adz-Dzahabi. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan)
#
Bentuk durhaka yang sederhana saja yang disebutkan oleh para ulama, coba perhatikan ungkapan di bawah ini.
“Ketika orang tuamu memandangmu (ingin berbicara padamu, pen.), engkau malah menoleh pada lainnya.”
Disarikan dari kitab ‘Adab Al-‘Isyrah wa Dzikru Ash-Shuhbah wa Al-Ukhuwah karya Abul Barakat Badaruddin Muhammad Al-Ghazi (904 – 984 H), hlm. 73.
—
Prepared @ Garuda, flight Jogja – Makassar, 20 Syawal 1437 H, time 21.30 WITA
Oleh: Muhammad Abduh Tuasikal
**| republished by Lentera Kabah
Lentera Kabah
No comments