logo blog

Ulil Amri WAJIB Untuk Ditaati, Tidak Boleh Memberontak, Dan Bersabar Atas Kedzalimannya

Ulil Amri WAJIB Untuk Ditaati, Tidak Boleh Memberontak, Dan Bersabar Atas Kedzalimannya

ulil-amri-ditaati-kunci-kebahagiaan-hakiki

Dikarenakan firman Allah :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ ۖ ﴿٥٩﴾

(59) Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ULIL AMRI di antara kamu. ( An-Nisa : 59 )

Dan karena sabda Rasulullah :

إِنَّهُ سَتَكُونُ أُمَرَاءُ تَعْرِفُونَ وَتُنْكِرُونَ فَمَنْ أَنْكَرَ فَقَدْ بَرِئَ وَمَنْ كَرِهَ فَقَدْ سَلِمَ، وَلَكِنْ مَنْ رَضِيَ وَتَابَعَ. قَالُوا: يَا رَسُولَ اللهِ، أَفَلَا نُقَاتِلُهُمْ؟ قَالَ: لَا، مَا صَلَّوْا لَكُمُ الْخَمْسَ

“Akan muncul para penguasa yang kalian mengenali mereka namun kalian mengingkari -kekeliruan mereka-. Barangsiapa yang mengetahuinya maka harus berlepas diri -dengan hatinya- dari kemungkaran itu.

Dan barangsiapa yang mengingkarinya -minimal dengan hatinya, pent- maka dia akan selamat. Akan tetapi yang berdosa adalah orang yang meridhainya dan tetap menuruti kekeliruannya.”

Mereka -para sahabat- bertanya, “Apakah tidak sebaiknya kami memerangi mereka?”.

Maka beliau menjawab, “Jangan, selama mereka masih menjalankan sholat.”
[Diriwayatkan oleh Muslim (hadits: 1480) dari hadits Ummu Salamah]

Di dalam atsar dari Hasan Al-Bashri, bahwa sekelompok orang mendatanginya —di zaman Yazid bin Muhallab maka Ia memerintahkan mereka agar menetapi rumah-rumah mereka dan menutup pintu-pintu mereka.

Kemudian ia berkata, “Demi Allah, seandainya manusia bersabar tatkala diuji dengan pemimpin mereka, maka tak lama kemudian Allah akan mengangkat hal itu dari mereka.

Akan tetapi dikarenakan mereka berlindung dengan pedang (mereka), maka mereka diserahkah (urusannya) kepadanya.

Dan Demi Allah, mereka sama sekali tidak mendatangkan suatu hari kebaikan pun. Kemudian ia membaca (firman Allah )

وَتَمَّتْ كَلِمَتُ رَبِّكَ الْحُسْنَىٰ عَلَىٰ بَنِي إِسْرَائِيلَ بِمَا صَبَرُوا ۖ وَدَمَّرْنَا مَا كَانَ يَصْنَعُ فِرْعَوْنُ وَقَوْمُهُ وَمَا كَانُوا يَعْرِشُونَ﴿١٣٧﴾

(137)Dan telah sempurnalah perkataan Tuhanmu yang baik (sebagai janji) untuk Bani Israil disebabkan kesabaran mereka. Dan Kami hancurkan apa yang telah dibuat Fir’aun dan kaumnya dan apa yang telah dibangun mereka.

(QS. Al-Araaf : 137)

[Lihat Asy-Syariiah (atsar:19) dan Tafsir Ibni Abi Hatim ( juz.3, hal. 178/b )]

 http://www.lenterakabah.com/wp-content/uploads/2016/10/Ulil-Amri-WAJIB-Untuk-Ditaati-Tidak-Boleh-Memberontak-Dan-Bersabar-Atas-Kedzalimannya.jpe

Hasan Al-Bashri berkata, “Sungguh mengherankan orang yang takut kepada sorang raja atau suatu kezhaliman setelah ia beriman kepada ayat ini.

Ketahuilah, Demi Allah, seandainya manusia bersabar karena perintah Allah tatkala diuji, niscaya Allah  akan menghilangkan kesusahan dari mereka, akan tetapi mereka tidak sabar dengan pedang, maka mereka diserahkan kepada rasa takut.

Dan kami berlindung kepada Allah  dari keburukan ujian.” (Tafsir AlHasan (1/386)

Syaikh Al-Albani berkata dalam ayat ini:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ ۖ ﴿٥٩﴾

(59) Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. ( An-Nisa : 59 )

Ia berkata,

“Termasuk hal yang jelas bahwa hal tersebut khusus kepada para pemimpin yang muslim. Adapun orang-orang kafir penjajah maka tidak ada ketaatan kepada mereka, bahkan wajib persiapan yang sempurna baik secara materi maupun maknawi untuk mengusir mereka dan mensucikan negeri-negeri dari kotoran mereka.” [Lihat ta’liqnya terhadap Aqidah ath-Thahawiyyah, hal.48]

Saya (penta’liq) berkata, “Dan (tidak wajibnya taat) ini bukan hanya kepada orang-orang kafir asli, bahkan lebih-lebih lagi orang-orang murtad termasuk dari mereka (yang tidak wajib ditaati dan didengar).

Yaitu orang-orang yang tidak memelihara (hubungan) kerabat terhadap orang-orang mukmin dan tidak (pula mengindahkan) perjanjian.

Mereka telah tunduk terhadap Al-Ibahiyah dan keluar dari syariat Allah dengan alasan kemajuan dan demokrasi.

Semoga Allah  mensucikan negeri-negeri kaum muslimin dari mereka dan perbuatan-perbuatan mereka•” [Hal-hal yang berkaitan dengan masalah ini dapat dirujuk dalam ta’liq terhadap Ath-Thahawiyyah, hal.47 dan Syarah athThahawiyyah, hal. 379)




**| republished by Lentera Kabah
Lentera Kabah

Share this:

Enter your email address to get update from ISLAM TERKINI.

No comments

About / Contact / Privacy Policy / Disclaimer
Copyright © 2015. Berita Lintas Muslim 24 Jam - All Rights Reserved
Template Proudly Blogger