Muslim pada khususnya dan Warga dunia maya tak senang dengan pemetaan yang dilakukan oleh Google melalui layanan Google Maps. Sebab, di peta digital tersebut, tidak ada nama Palestina di dalamnya.
Memang bila pengguna mengetikkan kata Palestina atau Palestine di kotak pencarian Google Maps, pengunjung akan diarahkan ke sebuah wilayah di Timur Tengah. Ada Kota Gaza, Yerusalem atau pun Ramallah termasuk fitur Street view dan Google Earth.
Akan tetapi agak janggal bila melakukan zoom out menggunakan fitur Google Earth. Google hanya mencantumkan nama Israel di peta digitalnya, tanpa memberikan informasi dimana letak negara Palestina. Google tengah dikritik (lagi) karena tak mencantumkan nama Palestina di Google Maps. Bagi warga dunia—khususnya kaum muslim—ada nama Israel, tapi tak ada Palestina berarti sebuah kesalahan.
Keramaian ini bermula dari protes Palestine Journalist Forum (PJF) yang melihat di Google Maps tak menuliskan Palestina dan menggantinya dengan Israel.
Tulisan yang diposting pada 25 Juli 2016 itu menuding, “Ini merupakan bagian dari skema Israel untuk membangun namanya sebagai negara yang sah untuk generasi yang akan datang dan menghapuskan Palestina sama sekali,”
Menurut mereka seperti dikutip pada cnnindinesia (9/8/16), Google ikut cawe-cawe memalsukan sejarah, geografi dan hak warga Palestina untuk mengetahui negaranya di layanan peta digital.
Padahal bila menengok ke belakang, sebetulnya sudah sejak tahun 2010 Google memang tak menyertakan nama Palestina di dalam Maps.
Memang bila pengguna mengetikkan kata Palestina atau Palestine di kotak pencarian Google Maps, pengunjung akan diarahkan ke sebuah wilayah di Timur Tengah. Ada Kota Gaza, Yerusalem atau pun Ramallah termasuk fitur Street view dan Google Earth.
Kasus lama yang muncul lagi ini pun menyebabkan banyak netizen menghujat perusahaan internet asal Amerika Serikat itu bersekutu dengan Israel. Padahal tidak juga.
Menurut pemberitaan tahun 2013 oleh Telegraph, Google pernah mengganti nama Palestinian Territories (Wilayah Palestina) menjadi Palestina saja di semua layanan miliknya.
“Ini adalah kemenangan virtual untuk Palestina – langkah dan arah yang benar yang harus diikuti oleh orang lain, termasuk Google Maps dan Google Earth,” kata Sabri Saidam, konsultan IT Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas, seperti dikutip.
Saidam menunjukkan bahwa banyak desa Palestina dengan ribuan warga telah terhapus di Google Maps dan diganti dengan pemukiman Israel di dekatnya, yang dianggap ilegal berdasarkan hukum internasional.
Pengakuan atas negara Palestina hingga saat ini masih menjadi polemik. Lebih dari 130 negara anggota PBB termasuk Indonesia mengakui kedaulatan Palestina. Namun di PBB sendiri, Palestina merupakan negara pengamat non-anggota, dan belum diterima sebagai anggota penuh.
Setelah mendapat pengakuan kedaulatan tersebut, Otoritas Palestina pernah mengeluarkan surat kepada Google dan perusahaan lainnya untuk mengubah nama Wilayah Palestina menjadi Palestina.
“Dalam kebanyakan menu secara online Anda tidak akan menemukan nama Palestina atau Wilayah Palestina diantara pilihan negaral. Pengguna Palestina masih dipaksa untuk memilih antara Israel atau Yordania, “Saidam menjelaskan, kala itu.
Juru bicara Nathan Tyler memberikan alasan perubahan itu, “Kami mengubah nama ‘Wilayah Palestina’ menjadi ‘Palestina’ di seluruh produk kami setelah erkonsultasi dengan sejumlah sumber dan otoritas dalam hal ini PBB, ICANN dan ISO.” (iz)
**| republished by Lentera Kabah
Lentera Kabah
No comments