NAMA Yoyok alias Yoyok Riyo Sudibyo mulai marak dibicarakan. Siapa sangka, bupati sukses asal Batang ini digadang-gadang menjadi calon wakil Gubernur DKI Jakarta berkat prestasi-prestasinya. Ia didorong untuk menemani Risma sebagai Cagub DKI Jakarta.
Peraih Bung Hatta Anti-Corruption Award 2015 ini memang dikenal sebagai pejabat yang bersih. Sejumlah pretasi mentereng menghiasi pengalamannya membawa maju Kabupaten Batang.
Di awal masa kepemimpinannya di Batang, Yoyok telah melakukan gebrakan. Seluruh pejabat dan PNS untuk menandatangani Pakta Integritas. Pakta ini sebagai komitmen agar PNS terhindar dari perbuatan tercela khususnya tindak pidana korupsi.
Yoyok juga tak mau langsung membenahi penataan birokrasi semena-mena. Ia lebih menyerap aspirasi dulu. Makanya, di hari pertama masuk kerja usai dilantik, Yoyok mengumplkan para pejabat dan PNS di jajaran Setda guna menyampaikan uneg-uneg. “Silahkan tulis uneg-uneg sebebas-bebasnya, dari lubuk hati terdalam. Sak njeplak-njeplake,” ucap ayah dari Yumna Wira Pratama dan Danendra Arya Wangsa ini.
Transparansi
Yoyok juga menerapkan transparansi anggaran dan pembangunan. Mulai 2012, Pemkab Batang bekerja sama dengan Ombudsman RI di bidang layanan publik, termasuk mulai menerapkan lelang jabatan.
Dilansir Kompas.com, Yoyok juga membentuk Unit Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik (UPKP2) Kabupaten Batang pada 2013. Kantor ini bertugas melayani semua usulan dan pengaduan masyarakat yang belum digarap atau belum masuk agenda pembangunan.
Dalam pengadaan barang dan jasa, Yoyok belajar kepada Pemkot Surabaya untuk mengadopsi sistem layanan pengadaan secara elektronik (LPSE) yang dapat mencegah rekayasa dan korupsi.
Hasilnya, LPSE Batang pada 2014 meraih standar ISO 27001 dari Lembaga Sertifikasi Internasional ACS Registrars.
Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran pada 2013 menyatakan, Pemkab Batang merupakan daerah dengan urutan terendah dalam penyimpangan anggaran se-Jateng.
Pada tahun itu, Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Batang juga meraih Investment Award 2013 dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Kampanye Bersama KPK
Tak ayal KPK pun kepincut melihat prestasi Yoyok. KPK pun mengajaknya terlibat dalam kampanye Saya Perempuan Anti Korupsi (SPAK) di Papua.
Dalam kampanye tersebut, Yoyok menjelaskan peran strategis perempuan dalam pencegahan praktik korupsi di daerahnya.
Bagi Yoyok, antikorupsi jangan hanya jadi slogan. Tapi tradisi yang harus diawali oleh komitmen elite.
“Kalau istri kepala daerah berani main-main proyek, pasti sudah bermasalah ke bawahnya. Elit harus dituntut untuk membentengi dirinya dan keluarga terhadap pemanfaatan uang negara,” ujar Yoyok
Kini, Yoyok telah menerima Bung Hatta Anti-Corruption Award pada 2015.
“Penghargaan itu ujian bagi saya. Jabatan saya tinggal setahun dua bulan. Cukup sekali menjadi bupati. Semoga pengganti saya jauh lebih baik,” harap Yoyok yang masih sering naik sepeda untuk shalat jamaah di Masjid Alun-alun Batang ini.
**| republished by Lentera Kabah
Lentera Kabah
No comments