ALI bin Abi Thalib (ibnu Katsir) : Didiklah keluarga beradab dan berilmu. Satu pandangan yang harus kita tanamkan bersama yaitu mengedepankan adab untuk mengawali pendidikan bagi anak. Bisa dibayangkan jika Ilmu pengetahuan anak didik itu disertai dengan akhlak baiknya akibat dari adab yang terhujam dihati mereka dan menjadi karakter hidupnya. Ingat: Setiap kita pemimpin dan akan dimintai pertanggung jawaban.
Fenomena saat ini banyak yang tidak paham dan mengetahui apa itu adab. 1977 (Konferensi Pendidikan Islam Pertama, Mekkah): permasalahan yang muncul saat ini adalah loss of adab atau hilangnya adab. Sebagian makna adab adalah sopan santun, tapi adab tidak hanya sopan santun. Guru yang tidak mendoakan muridnya adalah guru yang tidak beradab.
Adab dalam menuntut ilmu juga ada, artinya kita menghargai ilmunya, gurunya, dan kitabnya serta mendahulukan mana yang lebih terlebih dahulu untuk dimuliakan.
Orang tua pendidik yang sejati adalah Luqman Al- Hakim yang dijelaskan dalam Al- Qur’an. Bahwa Luqman telah diberi hikmah, kita bisa beradab kalau telah mendapat hikmah.
Penelitian Adian Husaini mengenai 4 tokoh Islam yang merumuskan Piagam Jakarta yang sekarang menjadi pembukaan UUD 1945, beliau memprediksi fikiran ini banyak ditularkan oleh KH. Wahid Hasyim, karena beliau sendiri banyak membaca buku tokoh ini. Dimana tokoh Islam banyak menulis tentang adab, misalnya KH. Hasyim Asy- Hari menulis kitab adabul ‘alim wa muta’alim.
Dalam kitab Tazkiiratusami’ wal Muta’alim fi Adabil ‘Alim wal Muta’alim, Ibnul Jamaah, Imam Safi’i saat ditanya, “Bagaimana jika Anda mendengar adab ini?”
Beliau: “Seluruh tubuh bergetar jika mendengar kata adab ini.”
“Bagaimana Anda mencari adab?”
Beliau: “Aku mencari adab seperti seorang ibu yang mencari anak satu- satunya yang menghilang.”
Inilah usaha imam Syaf’i dalam mencari adab agar menjadi manusia yang beradab. Ada seorang ulama menasihati anaknya, kamu mempelajari adab satu bab itu lebih penting daripada kamu mempelajari 70 bab tentang ilmu. ada juga yang menasehati, wahai anak ku bergaulah kepada para fuqaha dan ulama, dan belajarlah ilmu kepada mereka, dan ambil adab mereka, itu lebih aku sukai daripada kamu menghafal banyak hadis.
Pendidikan adab itu lebih lengkap konsepnya daripada pendidikan karakter (berkarakter saja tidak cukup). Luqman al- Hakim mengajarkan pada anaknya, yang pertama adalah adab kepada Allah.
Biadab diartikan lawan dari beradab, sedang kata biadab itu sendiri berasal dari bahasa persi yang artinya tidak ada adab. Siapa yang tidak beradab maka ia seperti lalat, maksudnya ia tidak tau diri, mana tempat yang baik dan mana tempat yang tidak baik (kata hikmah). Imam Ahmad bin Hambal, terkenal sebagi orang yang beradab tinggi (khusnul adab). Imam Ahmad bin hambal setelah menjadi ulama masih berlari- lari dari majelis satu ke majelis lain sampai mententeng sandalnya sangking takutnya ketinggalan dalam ilmu, inilah yang disebut beradab dalam mencari ilmu.
Ibnul Mubaroq (tabi’ tabi’in), 2/3 agama kita adalah adab, aku mencari adab itu 30 tahun dan 20 tahun aku mencari ilmu. Jadi ulama kita itu sungguh- sungguh dalam mencari adab, karena adab ini akan diberikan kepada orang- orang yang telah mendapatkan hikmah. Hikamah akan diberikan oleh Allah kepada orang yang soleh (sugguh- sungguh dalam belajar dan ikhlas). Orang yang mendapatkan hikmah, tidak hanya tau mana yang benar, tapi ia tau bagaimana menanamkan kebenaran dengan tepat.
Adab juga memiliki kaitan dengan budaya dan kebisaan, sebab kaitanya dengan sopan santun. KH. Hasyim Asyhari dalam kitabnya menyebutkan bahwa, tauhid itu mewajibkan iman, Iman itu mewajibkan syariat, Syariat itu mewajibkan adab. Salah contoh orang yang menjalankan syariat tapi tidak beradab ialah riya. Dan contoh lain ialah tidak khusyu’ dalam shalat. Naquib Al- Attas, Adab itu bukan berasal dari kampus, bukan datang dari ilmu pengetahuan tapi adab itu datang dari hikmah.
Tugas orang tua dan guru adalah menanamkan nilai- nilai keimanan dan nilai- nilai adab. Dalam pendidikan karakter saja minimal ada empat aspek yang harus dipenuhi, yaitu: banyak keteladanan, sedikit pembelajaran, banyak pembiasaan,
Saking hebatnya pendidikan yang diberikan Rasulullah dengan adab yang tinggi, generasi sahabat adalah generasi yang memiliki kekuatan fisik 10 kali lipat daripada orang Romawi. Coba bandingkan dengan generasi sekarang? Sehingga Adian Husaini mengatakan anak kita sekarang dilatih untuk menjawab soal- soal ujian, tapi tidak dilatih untuk menjawab soa- soal kehidupan.
Lihat tokoh Islam dahulu diusia belasan tahun mereka sudah matang, manusia dengan pendidikanlah mereka matang. Hasil riset empirik di Amerika, sel- sel otak manusia perempuan rata- rata matang diusia 12-14 tahun, sedang laki- laki matang diusia 14- 16 tahun. islam akan bangkit jika konsep adab diterapkan dalam pendidikan dengan mencotoh Rasulullah SAW.
Seorang guru dan orang tua yang baik ialah yang mengetahui betul kondisi anak. Kata Rasulullah manusia itu seperti barang tambang, seperti emas dan perak. Sehingga kita harus mengenal potensi anak yang berbeda itu. Ilmu untuk anak itu ada dua yaitu fardhu ain dan kifayah. Anak itu harus dibimbing untuk mencari jurusan, ilmunya yang dibutuhkan ummat. Sehingga yang paling berperan dalam pendidikan anak adalah orang tua.
Fenomena saat ini ialah jarak seorang anak dengan orang tuanya malah semakin jauh akibat dari teknologi dan kemudahan yang ada.
**| republished by Lentera Kabah
Lentera Kabah
No comments