Penuturan Muhammad Ilham yang sangat inspiratif yang membuktikan betapa toleransi Umat Islam membuat betah karyawan non-Muslim. Tak ada paksaan kuncinya. (studi kasus di Bank Syariah Mandiri/BSM)
[Muhammad Ilham]:
Dulu saat saya masih bekerja di BSM, saya sempat ditugaskan di satu divisi. Saat hari pertama masuk divisi tersebut, saya terkejut.. kok ada karyawati tidak memakai jilbab.. sebagai seorang pengawas kepatuhan (ciyeee, prett) saya bisa langsung menegurnya.. pemakaian jilbab adalah kewajiban setiap karyawati yang bekerja di BSM, dibuat aturannya dan di hukum positifkan lewat Surat Edaran Standar Layanan Bank Syariah Mandiri Nomor.. (hahaha)
Namun, saya tidak melakukan hal itu.. karyawati yang tidak berjilbab belum menjadi fokus perhatian saya, temuan2 di divisi tersebutlah yang menjadi fokus utama saya, untuk
[Muhammad Ilham]:
Dulu saat saya masih bekerja di BSM, saya sempat ditugaskan di satu divisi. Saat hari pertama masuk divisi tersebut, saya terkejut.. kok ada karyawati tidak memakai jilbab.. sebagai seorang pengawas kepatuhan (ciyeee, prett) saya bisa langsung menegurnya.. pemakaian jilbab adalah kewajiban setiap karyawati yang bekerja di BSM, dibuat aturannya dan di hukum positifkan lewat Surat Edaran Standar Layanan Bank Syariah Mandiri Nomor.. (hahaha)
Namun, saya tidak melakukan hal itu.. karyawati yang tidak berjilbab belum menjadi fokus perhatian saya, temuan2 di divisi tersebutlah yang menjadi fokus utama saya, untuk
dilakukan tindakan koreksi dan pencegahannya (sadaaaaappppp)..
Saat lagi review beberapa dokumen kredit yang bermasalah, karyawati tidak berjilbab itu lewat didepan saya.. saya tersenyum saja... dan ibu itu pun tersenyum..
Dan rekan kerja saya yang di divisi itu, nampaknya paham pasti saya bertanya dalam hati.. (kenapa karyawati ini tidak berjilbab)
"Dia non muslim bro".. kata rekan saya.
Saya langsung menoleh, "hah!?"..
Iya, sisa (karyawan) bank yang di merger jaman dulu.. temen2nya pada milih Bank Mandiri, nggak tahu kenapa dia bertahan milih di BSM.. dia satu2nya karyawati non islam skrg, dulu masih berdua, tapi dah pensiun..
Masya Allah.. asli, saya kaget.. sambil mikir2 jumlah karyawan pada saat itu 15.000 orang lebih.. seluruh pelatihan, pengembangan karyawan, ujian, budaya kerja, semua hal.. sampe slip gaji kami saat itu ditulis, "semoga membawa keberkahan untuk anda".. semuanya tdk lepas dari nuansa islam.. tapi kok masih ada karyawan non islam yang betah kerja disini..
Pada saat itu, saya mengucap asma Allah.. subhanallah.. inilah islam, agama Rahmat.. agama pelindung bagi agama lainnya.. akhlaq santun yang menjadi doktrin islam, barangkali membuat betah karyawati tersebut..
Dia tidak dipaksa pakai jilbab, tidak dipaksa ikut pengajian rutin karyawan, tidak dipaksa ikut ujian yang byk hafalan dan tulisan arabnya..***
Saat lagi review beberapa dokumen kredit yang bermasalah, karyawati tidak berjilbab itu lewat didepan saya.. saya tersenyum saja... dan ibu itu pun tersenyum..
Dan rekan kerja saya yang di divisi itu, nampaknya paham pasti saya bertanya dalam hati.. (kenapa karyawati ini tidak berjilbab)
"Dia non muslim bro".. kata rekan saya.
Saya langsung menoleh, "hah!?"..
Iya, sisa (karyawan) bank yang di merger jaman dulu.. temen2nya pada milih Bank Mandiri, nggak tahu kenapa dia bertahan milih di BSM.. dia satu2nya karyawati non islam skrg, dulu masih berdua, tapi dah pensiun..
Masya Allah.. asli, saya kaget.. sambil mikir2 jumlah karyawan pada saat itu 15.000 orang lebih.. seluruh pelatihan, pengembangan karyawan, ujian, budaya kerja, semua hal.. sampe slip gaji kami saat itu ditulis, "semoga membawa keberkahan untuk anda".. semuanya tdk lepas dari nuansa islam.. tapi kok masih ada karyawan non islam yang betah kerja disini..
Pada saat itu, saya mengucap asma Allah.. subhanallah.. inilah islam, agama Rahmat.. agama pelindung bagi agama lainnya.. akhlaq santun yang menjadi doktrin islam, barangkali membuat betah karyawati tersebut..
Dia tidak dipaksa pakai jilbab, tidak dipaksa ikut pengajian rutin karyawan, tidak dipaksa ikut ujian yang byk hafalan dan tulisan arabnya..***
**| republished by Lentera Kabah
Lentera Kabah
No comments